BERTANAM SAYURAN DENGAN SISTEM HIDROPONIK
(Artikel Produksi Tanaman Sayur)
Oleh
Mutoharoh
101412113
101412113
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya.
Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa
tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Pemilihan jenis tanaman
yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai
contoh jenis tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata, yaitu: a.
Paprika b. Tomat c. Timun Jepang d. Melon e. Terong Jepang f. Selada. Selain jenis tanaman di atas, banyak lagi
yang dapat dibudidayakan dengan teknik hidroponik apabila dilakukan hanya pada
kegiatan hobi saja.
Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian bukan
merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak masyarakat
yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa keuntungannya.
Untuk itu dalam tulisan ini akan dipaparkan secara ringkas dan praktis bertanam
dengan cara hidroponik. Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro
yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki
pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok
tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam
secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan
pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Dimanapun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik
apabila nutrisi (hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini
fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan
pelarut unsur hara (nutrisi), untuk kemudian bisa diserap tanamanan. Dari pola
pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana
yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi (hara) sebagaimana yang
telah disampaikan dimuka.
Macam-Macam Hidroponik
- Static solution culture / kultur air statis
- Continuous-flow solution culture, contoh : NFT,DFT
- Aeroponics
- Passive sub-irrigation
- Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
- Run to waste
- Deep water culture
- Bubbleponics
- Bioponic
Media Tanam Inert Hidroponik
Media tanam inert adalah media tanam yang tidak menyediakan unsur hara.
Pada umumnya media tanam inert berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman.
- Arang sekam
- Spons
- Expanded clay
- Rock wool
- Coir
- Perlite
- Pumice
- Vermiculite
- Pasir
- Kerikil
- Serbuk kayu
Bahan-bahan untuk Hidroponik
Pot yang ukuran besarnya disesuaikan dengan tanaman yang akan dijadikan
maskot, bisa berupa tanaman sayur seperti terong dan sebagainya. Bisa juga
tanaman tahunan seperti kedondong, jambu ataupun juga bunga-bungaan. Pot yang
digunakan sebaiknya pot bertingkat, yang dilengkapi dengan wadah penampung air
dibagian dasarnya. Bahan pot dapat dari tanah liat dan juga plastik, keduanya
memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pot dari tanah liat misalnya
memiliki keunggulan mampu menjaga stabilitas temperatur media, akan tetapi
cepat berlumut dan mudah rusak. Sementara pot dari plastik lebih awet namun
tidak bisa melewatkan air dari dinding potnya sehingga stabilitas media tidak
stabil. Kemudian sebagai media tanam diantaranya dapat digunakan pasir, batu apung
putih, batu zeolit, pecahan batu bata, batu kali dan kawat kasa nilon. Untuk
menjaga sterilitas bahan, sebaiknya semua bahan direbus dulu sebelum dijadikan
media tanam. Sedangkan tanamannya, diambil tanaman yang telah tumbuh di dalam
polybag dan siap direplanting kedalam pot.
Cara Penanaman
Apabila semua bahan sudah siap, pertama-tama ambil kawat kasa nilon
letakkan didasar pot. Kemudian masukkan pecahan batu bata selapis, di atasnya
diberi batu apung dan batu zeolit hingga sepertiga bagian dari pot yang
digunakan. Setelah itu, ambil tanaman yang siap dipindahkan dari polybag ke
pot, caranya bersihkan akar tanaman yang selama ini sudah tumbuh di polybag
tersebut dengan cara melarutkan media tanamnya (tanah) kedalam air. Setelah
akar-akarnya kelihatan bersih, kemudian kita amati kembali akar tersebut. Bila
ditengarai ada akar yang rusak ataupun terlalu panjang (disesuaikan dengan
besarnya tanaman maskot dan pot) sebaiknya dipotong. Demikian juga untuk
daunnya, apabila terlalu rimbun perlu untuk dikurangi. Kemudian bibit ditanam
dalam pot yang sudah terisi bahan sepertiga bagian dan lanjutkan penambahan
media tanam hingga dua pertiga bagian pot. Langkah selanjutnya isilah pot
bertingkat tersebut dengan nutrisi yang dibutuhkan (sesuai paparan dibawah).
Sedang untuk pertama kalinya, tanaman perlu pengerudungan dengan plastik
transparan selama dua minggu, letakkan ditempat yang teduh.
Formulasi Kebutuhan Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa anda peroleh dengan cara memberi berbagai
macam pupuk khusus hidroponik dengan formulasi tertentu yang banyak tersedia
ditoko-toko pertanian. Dalam fase awal pertumbuhan perlu perawatan secara
rutin, misalnya dipagi hari tanaman perlu dikenakan sinar matahari. Kemudian
juga perlu pemupukan secara rutin dalam setiap dua hingga lima hari sekali.
Gunakan pupuk NPK sebanyak satu sendok makan untuk kemudian larutkan kedalam
sepuluh liter air. Masukkan larutan pupuk ini kedalam pot dasar sesuaikan
dengan ketersediaan air dalam pot. Sebagaimana dalam paparan dimuka, untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bisa juga dilakukan dengan pemberian pupuk tambahan.
Yang pemenuhannya bisa melalui daun, misalnya disemprot dengan Mamigro ataupun
tambahan pupuk mikro dengan aplikasi seminggu sekali. Mengenai kebutuhan
nutrisi dalam teknik hidroponik, Soedarsono salah seorang civitas akademika
dari IPB Bogor juga pernah menentukan sebuah formula sebagai berikut :
Kebutuhan unsur makro dapat dipenuhi dengan 6 gram urea, 9 gram SP36, 5 gram
2K, 5 gram garam inggris (MgSO4) dan 7,5 gram kapur (kalsium karbonat).
Sedangkan unsur mikronya dapat dipenuhi dengan 2,86 gram asam boraks, 0,22 gram
asam sulfat, 2.03 gram mangan sulfat, 0.08 gram terusi, 0.02 asam molibdad dan
7.5 gram Fechelat. Cara pengaplikasiannya seperti dalam penggunaan NPK, yakni
semua unsur baik makro maupun mikro dilarutkan kedalam 10 liter air. Salah satu
bentuk budidaya hidroponik secara besar-besaran dalam greenhouse.
Keuntungan teknik hidroponik
Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan selalu bersih sehingga
peletakan tanaman dalam ruangan akan lebih fleksibel. Sehingga untuk mendisign
interior ruangan rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan pot-pot
hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga
tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan
basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya. Penggunaan tanaman
buah-buahan seperti kedondong bangkok misalnya, menurut Santosa akan bisa
menghasilkan penampakan tanaman yang dapat berbuah lebat sepanjang waktu.
Kuncinya adalah dengan mengatur C/N ratio, yakni melalui pemangkasan pada
cabang, batang dan daun yang tumbuh berlebihan. Disamping, pemangkasan juga
akan merangsang pembungaan dan pembuahan.Selain itu, hidroponik juga alternatif
pengganti tanah.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar