Senin, 16 April 2012

laporan praktikum teknologi benih

KEMANGKUSAN ALAT PEMBAGI TEPAT
(Laporan Praktikum Teknologi Benih)



Oleh
Mutoharoh
1014121136










LABORATORIUM BENIH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011



I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Alat pembagi tepat adalah suatu alat yang dapat membagi sekelompok benih secara tepat menjadi dua bagian yang sama jumlahnya, baik jumlah butirannya maupun bobotnya. Kegunaan alat pembagi tepat ini yaitu untuk mengambil cuplikan dari sejumlah cuplikan benih tertentu menjadi cuplikan uji atau cuplikan kerja. Alat ini selalu membagi benih menjadi dua bagian, maka pada setiap pintu keluarnya akan mengeluarkan separuh dari jumlah benih yang dimasukkan.
Ada beberapa tipe dari alat pembagi tepat benih diantaranya yaitu:
APT-Boerner Tipe 6717
 Untuk membagi sampel benih menjadi dua bagian yang sama.
 Berat tubuh -8,5 kg approx.
 Model internasional dengan bukaan 38.
 Tubuhnya terdiri dari kuningan

APT-Gamet Tipe 6713
 Untuk membagi sampel benih menjadi dua bagian yang sama.
 Digunakan untuk kasar, glumes, dan banyak biji yang lengket.
 Digerakkan dengan motor sentrifugal.
 Body stainless steel
 Memutar disk neoprene .



B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang di lakukan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari cara menggunakan alat pembagi tepat.
2. Untuk mempelajari kemangkusan kerja alat ini untuk berbagai jenis benih.





















II. TINJAUAN PUSTAKA

Alat pembagi tepat merupakan alat yang digunakan untuk membagi benih menjadi dua bagian yang sama jumlah dan bobotnya, akan tetapi alat ini juga tidak selalu tepat dalam pembagian benih. Dalam alat pembagi tepat terdapat dua pintu yang berguna untuk membagi benih tersebut menjadi dua bagian, (Kamil, 1986).

Conical devider merupakan alat pembagi contoh kirim menjadi dua atau lebih bagian yang sama. Bagian-bagian devider terdiri dari hopper, kerucut, dan kaffele dimana benih langsung masuk kedalam dua celah yang berlawanan. Saluran masuknya benih disusun dalam bentuk lingkaran dan berujung pada celah yang berlawanan. Ketika klep dibuka benih jatuh dikarenakan beban yang berlebih pada kerucut walaupun benih itu disalurkan pada saluran dan tempat yang sama tetapi benih akan terbagi menjadi dua pada celah yang berlawanan masuk kedalam wadah, kemudian melalui semburan yang akan masuk kedalam wadah (kuali) (Sutopo, 1984).

Metode pendugaan kualitas, khususnya kualitas fisiologis dapat dilakukan melalui metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung menggunakan indikator pertumbuhan kecambah; benih dikecambahkan pada kondisi ideal untuk berkecambah dan tumbuh, dilakukan di germinator, rumah kaca atau areal persemaian selama jangka waktu tertentu. Metode ini merupakan uji resmi dalam kegiatan sertifikasi benih tanaman hutan di Indonesia (RLPS, 2007)1. Metode tidak langsung didasarkan pada proses metabolisma benih serta kondisi fisik yang merupakan indikasi tidak langsung; disebut pula uji cepat viabilitas. Secara umum uji cepat memiliki dua tujuan, (Willian, 1985).





III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Alat Pembagi Tepat Tipe Gamet dan Burrow, Timbangan, Wadah, Penghitung, Alat Tulis.
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Benih padi dan Benih Kedelai.

B. Cara Kerja
1. Benih padi dan kedelai di siapkan masing – masing 25 gram.
2. Masing – masing benih itu di masukkan melalui pintu masuk APT, dan setiap pintu keluar di tadahi.
3. Untuk setiap benih di lakukan ulangan 3 kali untuk jagung, 2 kali untuk padi..
4. Benih yang keluar dari pintu 1 dan 2 di timbang dan di hitung jumlah butiran
5. Kemangkusan APT di uji dengan statistic uji X2
6. X2 hasil perhitungan di bandingkan dengan X2 tabel.









IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sabagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Jenis Benih
Ulangan Bobot Benih Butiran Benih
Pintu 1 Pintu 2 Pintu 1 Pintu 2


Jagung 1 12,3 12,8 91 94
2 13,5 11,5 97 85
3 11,3 13,3 87 98
Rataan 12,3 12,5 91,6 92,3
X2-hitung 0,0032 0,0026



Padi 1 12,3 12,3 473 445
2 12,2 12,7 468 468
Rataan 12,25 12,5 470,5 466
X2-hitung 0,005 0,017


B. Pembahasan
APT tipe burrow memiliki prinsip kerja saat katup dibuka, benih masuk karena gaya tarik bumi ke kerucut yang akan disebar secara merata pada saluran dan ruangnya. Kemudian melewati pipa menuju dua wadah benih di dasarnya. Masing-masing wadah akan menampung setengah dari benih yang dituangkan dari atas. Alat ini cocok untuk benih bulat, kering dan berkulit keras. Alat ini tidak cocok untuk benih yang lengket atau dengan bulu yang panjang.

APT tipe gamet adalah APT yang cocok untuk setiap jenis benih, biji-bijian, pembagi benih sampel yang tepat. Alat ini dapat pembagi sampel menjadi dua bagian yang sama dalam waktu yang sangat singkat. APT ini menggunakan gaya sentrifugal untuk mencampur dan menyebarkan benih di atas permukaan pembagi. Benih mengalir ke bawah melalui corong ke sebuah cangkir karet dangkal atau spinner. Setelah rotasi spinner oleh motor listrik benih dikeluarkan oleh gaya sentrifugal dan jatuh ke bawah. Lingkaran atau area di mana jatuhnya biji sama dibagi menjadi dua bagian oleh sebuah penyekat statis sehingga sekitar separuh benih jatuh di satu cerat dan setengah di sisi lain cerat. Pembagi sentrifugal cenderung memberikan hasil yang variabel bila tidak hati-hati mengoperasikan.

Pada praktikum kemangkusan alat pembagi tepat ini di gunakan 2 jenis benih yaitu benih jagung dan benih padi. Praktikum ini di gunakan untuk mempelajari kemagkusan alat pembagi tepat yang di gunakan. Benih padi dan benih jagung di timbang sebanyak 25 gr, setelah itu benih sejumlah itu di masukkan ke dalam pintu masuk APT dan benih akan kelur melalui dua pintu pada APT, benih yang telah keluar dari pintu APT tersebut telah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pada pintu keluar 1 dan 2. Kemudian banyaknya benih yang keluar tiap – tiap pintu di timbang dan dihitung banyaknya jumlah butiran benih. Perlakuan ini diulangi sebanyak 2 kali untuk masing – masing benih.

Setelah ditimbang dan dihitung maka didapat data bobot benih dan jumlah butiran benih untuk masing – masing benih dan masing – masing ulangan. Dari data yang di dapat maka dapat diketahui tiap – tiap rerataan bobot dan jumlah butiran masing – masing benih. Rerataan untuk bobot benih padi pintu 1 yaitu 12,25 dan pintu 2 yaitu 12,5, rerataan jumlah butiran benih padi pintu 1 yaitu 470,5, dan pintu 2 yaitu 466 Sedangkan rerataan untuk bobot benih jagung pintu 1yaitu 12,3dan pintu 2 yaitu 12,5, rerataan jumlah butiran benih jagung pintu 1 yaitu 91,6 dan pintu 2 yaitu 92,3.
Untuk X2 – hitung bobot padi dibandingkan dengan X2 tabel dengan db = 1 , sehingga X2 – hitung < X2 – tabel, yaitu 0,005< 12,706, maka APT dinyatakan mangkus. Untuk X2 – hitung bobot jagung dibandingkan dengan X2 – tabel dengan db = 2, sehingga X2 – hitung < X2 – tabel, yaitu 0,0032< 4,303, maka APT dinyatakan mangkus. Untuk X2 – hitung jumlah butiran padi di bandingkan dengan X2 – tabel dengan db = 1, sehingga X2 – hitung < X2 – tabel,yaitu 0,017 < 12,706, maka APT dinyatakan mangkus. Untuk X2 – hitung jumlah butiran jagung di bandingkan dengan X2 – tabel dengan db = 2, sehingga X2 – hitung < X2 – tabel, 0,0026 < 4,303, maka APT dinyatakan mangkus. Adapun faktor yang mempengaruhi alat pembagi tepat yaitu hal ini mungkin disebabkan oleh faktor manusianya sendiri yang mungkin dalam perhitungan butiran benih pada cara kerja yang telah dilakukan terdapat kesalahan sehingga mengakibatkan jumlah benih ada yang lebih atau kurang daripada yang seharusnya ataupun adanya kotoran benih baik dari benih tanaman lain, benih gulma ataupun kotoran yang dapat mempengaruhi praktikan dalam menghitung benih dengan tepat dan juga mempengaruhi bobot, butiran dan kerja alat pembagi tepat (APT) dalam membagi secara tepat menjadi dua bagian yang sama besar. Dari hasil praktikum ini dan perhitungan yang telah di lakukan dan dengan membandingkan X2-hitung dengan X2 – tabel, maka di dapatkan hasil bahwa alat pembagi tepat yang dipergunakan dinyatakan mangkus karena diperoleh hasil X2-hitung < X2-tabel. V. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada praktikum kemangkusan alat pembagi tepat ini di gunakan 2 jenis benih yaitu benih jagung dan benih padi. 2. Dari hasil perhitungan dari kedua benih diperoleh X2-hitung < X2-tabel. 3. Pada percobaan kali ini APT dinyatakan mangkus karena X2-hitung < X2-tabel. 4. Faktor yang mempengaruhi alat pembagi tepat yaitu hal ini mungkin disebabkan oleh faktor manusianya sendiri. 5. Setelah dilakukan praktikum Praktikan dapat mempelajari cara menggunakan alat pembagi tepat. 6. Praktikan dapat mempelajari kemangkusan kerja alat pembagi tepat untuk beberapa jenis benih. DAFTAR PUSTAKA Kamil, Jurnalis.1986.Tekhnologi Benih 1. Angkasa Raya: Padang Sutopo, Lita. 1984. Teknologi Benih. . PT Raja Grafindo Persada: Jakarta Willan, R.L. 1985. A Guide to Forest Seed Handling. DANIDA Forest Seed Centre Hunleabaek Denmark – FAO. LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar