terkadang hidup memang pahit
dikomen yang menyakitkan oleh banyak orang yang belum tentu dirinya lebih baik dari kita,
tapi anggap aja tu sebuah batu kerikil dalam hidup yang tak berarti and anggap aja hanya angin lalu,,,
tetap semangat and berfikir positif :D
Selasa, 17 April 2012
Senin, 16 April 2012
laporan IPTU fungisida
semoga bermanfaat
"tempatkanlah sesuatu pada tempatnya,,itu namanya adil"
PENGENALAN FUNGISIDA
( Laporan Praktikum Ilmu Pentakit Tumbuhan)
PENGENALAN FUNGISIDA
( Laporan Praktikum Ilmu Pentakit Tumbuhan)
Oleh
Kelompok
6
Mutoharoh
1014121136
1014121136
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan berkaitan dengan cara-cara produksi organik atau non organik hanya
apabila pangan tersebut berasal dari sebuah sistem pertanian organik yang
menerapkan praktek-praktek manajemen yang bertujuan untuk memelihara ekosistem
untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan, dan melakukan pengendalian
gulma, hama dan penyakit, melalui berbagai cara seperti daur ulang residu
tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman, manajemen pengairan,
pengolahan lahan dan penanaman serta penggunaan bahan-bahan hayati. Kesuburan
tanah dijaga dan ditingkatkan melalui suatu sistem yang mengoptimalkan
aktivitas biologis tanah dan keadaan fisik dan mineral tanah yang bertujuan
untuk menyediakan suplai nutrisi yang seimbang bagi kehidupan tumbuhan dan
ternak serta untuk menjaga sumberdaya tanah. Produksi harus berkesinambungan
dengan menempatkan daur ulang nutrisi tumbuhan sebagai bagian penting dari
strategi penyuburan tanah.
Manajemen hama dan penyakit dilakukan dengan merangsang adanya hubungan
seimbang antara inang/predator, peningkatan populasi serangga yang
menguntungkan, pengendalian biologis dan kultural serta pembuangan secara
mekanis hama maupun bagian tumbuhan yang terinfeksi. Dasar budidaya ternak
secara organik adalah pengembangan hubungan secara harmonis antara lahan,
tumbuhan dan ternak, serta penghargaan terhadap kebutuhan fisiologis dan
kebiasaan hidup ternak. Hal ini dipenuhi melalui kombinasi antara penyediaan
pakan yang ditumbuhkan secara organik yang berkualitas baik, kepadatan populasi
ternak yang cukup, sistem budidaya ternak yang sesuai dengan tuntutan kebiasaan
hidupnya, serta cara-cara pengelolaan ternak yang dapat mengurangi stress dan
berupaya mendorong kesejahteraan serta kesehatan ternak, pencegahan penyakit
dan menghindari penggunaan obat hewan kolompok sediaan farmasetika jenis
kemoterapetika (termasuk antibiotika).
Pestisida atau bahan pembasmi serangga dan penyskit kini digunakan secara luas oleh masyarakat petani. Pestisida, selain merupakan alat pembasmi serangga, juga merupakan racun yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Karena itu perlu ditangani dengan baik dan hati-hati. Pestisida yang biasa kita dapat di pasar adalah dalam bentuk cair, tepung atau butiran. Ketiganya sama berbahayanya bagi kesehatan. Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, pernapasan, mulut, dan mata.
Pestisida atau bahan pembasmi serangga dan penyskit kini digunakan secara luas oleh masyarakat petani. Pestisida, selain merupakan alat pembasmi serangga, juga merupakan racun yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Karena itu perlu ditangani dengan baik dan hati-hati. Pestisida yang biasa kita dapat di pasar adalah dalam bentuk cair, tepung atau butiran. Ketiganya sama berbahayanya bagi kesehatan. Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, pernapasan, mulut, dan mata.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui junis – jenis fungisida
dan mengetahui kegunaan bagi tanaman serta dosisnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pestisida
adalah zat kimia yang digunakan untuk membunull atau mengendalikan berbagai hama
dalam arti luas (jasad pengganggu). Kata
pestisida berasal dati kata pest yang berarti hama (jasad pengganggu)
dan cida yang berarti membunub. Jadi pestisida adalall bahan-baban kimia
yang digunakan untuk mengeudalikan populasi jasad hidup yang merugikan manusia,
tumbuban, dan ternak (Hartono.Label fungisida.2011).
Macam-macam pestisida antara lain insektisida (pembunub
serangga), fungisida (pembunuh cendawan), herbisida (pembunuh gulma), larvasida
(pembunuh larva), rodentisida (pembunuh binatang pengerat), dan avisida
(pembunuh burung). Empat golongan insektisida yang banyak digunakan menurut
rmnus bangunnya adalah hidrokarbon berklor, organofosfal, karbarnat, dan piretroid.
Sementara itn, golongan fungisida yang sering digunakan menurut rmnns bangunnya
antara lain organosu\fur, benzimidazol, pirimidin, tiofanal, oksatin dan
dinitrofenol (Agrios, George W. 1996).
Insektisida Organofosfat Insektisida yang paling banyak
beredar di pasaran tennasuk dalam golongan organofosfat. Beberapa contoh
insektisida golongan ini adalah diazinon, dimetoal, fenitrotion, dan
klorpirifos. Insektisida ini memiliki toksisitas sedang terhadap marnalia,
tetapi dapat meracuni pemakainya melalui mulul, kulit ataupun pernafasan
(Mujim, Subli. 2007).
Senyawa dati golongan ini menghambat enzim
asetilkolinesterase yang berfungsi menghidrolisis asetilkolin pada sinapsis
sistem syaraf. Apabila asetikolin telah terhidrolisis, impuls syaraf tidak timbul
secara terns menerns dan sel syaraf siap
menerima rambu berikutnya (Semangun, Haryono. 1996).
Sifat ini
demikian khas hingga Matsumura (1985) mengatakan bahwa senyawa organofosfat
yang tidak memiliki kemarnpuan menghambat asetilkolinesterase tidak dapat
disebut senyawa organofosfat sejati. Keracunan akibat senyawa organofosfat akan
menyebabkan otot -otot menjadi kejang dan penderita akan menggelepar-gelepar.
Gejala-gejala lairmya dati keracunan senyawa ini adalah pellingpelling,
gemetar, penglihatan menjadi kabur, mual, lemah, kejang, diare, dan sakit dada.
Tanda-tanda lainya ialah berkeringal, mata berair, air liur (Pracaya. 2005).
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah fungisida ALITTE 80 WP, ROVRAL 50 WP, RIDOMI 35 SD, ANVIL
50 SC, ORTHOCIDE 50 WP, ANTRACOL 70 WP, CUPRAVIT OB 21, DELSENE MX 200, dan
insektisida LEBAYCID 550 EC.
B. Cara Kerja
Cara kerja dadi praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Fungisida dicata
selengkap – lengkapnya dengan menggunakan alat tulis.
3. Fungisida yang
dicatat yaitu nama fungisisda, bahan aktif, dosis penggunaan, tanaman yang
diberi fungisisda terta penyakit.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data
Pengamatan
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Nama : ALIETTE 50 WP
Jenis : Fungisida Sistemik
Bahan Aktif : Aluminium Fosfit 80%
Tanaman : Lada
Penyakit : Phytopthora Palmivora
Dosis : 4 gr Aliette 80 wp/liter
Waktu
penyemprotan : Semprotkan pada daun dan ulangi 1 bulan sekali.
|
2
|
|
Nama : ROVRAL 50 WP
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Iprodion 50 %
Tanaman : Kentang
Penyakit : phytopthora
Infestan
Dosis : 1 – 2 kg/ha
Waktu penyemprotan : Dua minggu setelah tanam, diulang
selang waktu 7 hari.
|
3
|
|
Nama : ANVIL 50 SC
Jenis : Fungisida Sistemik
Bahan Aktif : Heksakonazol 50 g/l
Tanaman : kopi
Penyakit : Karat Daun
Dosis : 1 – 2 ml/ L air
Waktu penyemprotan :
disemprotkan pada daun, dan selang waktu 7 – 10 hari.
|
4
|
|
Nama : OTRHOCIDE 50 WP
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Kaptan 50 %
Tanaman : Bawang merah
Penyakit : Aliternaria Sp.
Dosis : 10 – 20 g/l
Waktu penyemprotan : penyemprotan diulangi selama 7
– 10 hari.
|
5
|
|
Nama : LEBAYCID 550 ES
Jenis : Insektisida
Bahan Aktif : Fention 500 g/l
Tanaman : Kacang Tanah
Penyakit : Plusia
Chalcites ( Perusak Daun)
Dosis : 1 ml/l
Waktu penyemprotan : bila ditemukan, intensitas
serangan rata- rata ≥ 12,5 %
|
6
|
|
Nama : ALIETTE 60 WP
Jenis : Fungisida Sistemik
Bahan Aktif : Aluminium Fosfit 60 g/l
Tanaman : Kelapa
Penyakit : Phytopthora
Palmivora
Dosis : 40 – 80 ml/pohon
Waktu penyemprotan : Infus melalui akar pada awal musim
hujan, diulang 6 bulan sekali
|
7
|
|
Nama : ANTRACOL 70 WP
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Propineb 70%
Tanaman : Cabai Merah
Penyakit : Bercak Daun (
Cercospora Sp )
Dosis : 2 – 4 g/l ( 500 – 1000 l/ha )
Waktu penyemprotan : Bila timbul gejala interval 7
hari.
|
8
|
|
Nama : RIDOMIL 35 SD
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Metaloksil 35 %
Tanaman : Jagung
Penyakit : Sclerospora
Maydis
Dosis : 5 g dilarutkan 7,5
ml/g benih jagung
Cara : Dicampurkan lalu
dikering anginkan.
|
9
|
|
Nama : CUPRAVIT OB 21
Jenis ; Fungisida
Bahan Aktif : Tembaga Oksiklorida 50 %
Tanaman : Cabai Merah
Penyakit : Colletotricum Sp
Dosis : 1 – 2 g/l
Waktu
penyemprotan : Bila ada serangan interval 1 minggu.
|
10
|
|
Nama : DELSENE MX 200
Jenis : Fungisida Sistemik
Bahan Aktif : Karbendazim 6,2 %
Tanaman : Kacang Tanah
Penyakit : Bercak Daun (
Cercospora Sp )
Dosis : 400 – 800 l/ha
Waktu penyemprotan : Pada
umur 40, 50, 60, 70 dan 80 setelah tanam.
|
11
|
|
Nama : AGRIFOS 400 AS
Jenis : Fungisida Sistemik
Bahan Aktif : Asam Fosfit 400 g/l
Tanaman : Kentang
Penyakit : Busuk Daun
Dosis : 2-4 ml/ l
Waktu
penyemprotan : Penyemprotan volume tinggi jika ditemukan 1 atau lebih bercak
aktif per 10 tanaman pada cuaca berkabut atau kelembaban udara tinggi.
|
B. Pembahasan
Pestisida
adalah zat kimia yang digunakan untuk membunull atau mengendalikan berbagai hama
dalam arti luas (jasad pengganggu). Kata
pestisida berasal dati kata pest yang berarti hama (jasad pengganggu)
dan cida yang berarti membunub. Jadi pestisida adalall bahan-baban kimia
yang digunakan untuk mengeudalikan populasi jasad hidup yang merugikan manusia,
tumbuban, dan ternak.
Fungisida adalah zat kimia yang
digunakan untuk mengendalikan cendawan (fungi). Fungisida umumnya dibagi
menurut cara kerjanya di dalam tubuh tanaman sasaran yang diaplikasi, yakni
fungisida nonsistemik, sistemik, dan sistemik local. Pada fungisida, terutama
fungisida sistemik dan non sistemik, pembagian ini erat hubungannya dengan
sifat dan aktifitas fungisida terhadap jasad sasarannya. Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk
memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida
juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang,
seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh : basudin, basminon,
tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon,dll.
Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/ cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.
Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/ cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.
Pada praktikum ini
yaitu tentang pengenalan fungisida. Setelah dilaksanakan praktikum ini
diperoleh penjelasan tentang jenis fungisida. Berikut
ini keterangan mengenai beberapa jenis fungisida:
1.
Rovral®
50 WP
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : iprodion 50%
Ukuran Kemasan : 100 g
Rovral adalah fungisida pelindung yang mengandung iprodion sebagai bahan aktif. Sangay efektif untuk melawan jenis jamur yang tahan dengan benzimidazole. Rovral diaplikasikan sebelum penyakit menyerang, namun bisa juga dipergunakan untuk desinfektan pada bibit. Rovral juga telah memperlihatkan hasil terbatas dengan cara kerja sistematis menemukan sumber masalah di tanah berumput dan tanaman lain. Iprodione berfungsi dengan baik ketika diaplikasikan sebagai fungisida untuk pencegahan namun dalam beberapa kasus dapat juga dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sudah terjadi dengan proses yang sistematis.
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : iprodion 50%
Ukuran Kemasan : 100 g
Rovral adalah fungisida pelindung yang mengandung iprodion sebagai bahan aktif. Sangay efektif untuk melawan jenis jamur yang tahan dengan benzimidazole. Rovral diaplikasikan sebelum penyakit menyerang, namun bisa juga dipergunakan untuk desinfektan pada bibit. Rovral juga telah memperlihatkan hasil terbatas dengan cara kerja sistematis menemukan sumber masalah di tanah berumput dan tanaman lain. Iprodione berfungsi dengan baik ketika diaplikasikan sebagai fungisida untuk pencegahan namun dalam beberapa kasus dapat juga dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sudah terjadi dengan proses yang sistematis.
2.
Alliete 80 WP
Aluminium fosetil : 80 %, Fungisida sistemik, berbentuk tepung yang dapat disuspensikan untuk jenis tanaman :
Aluminium fosetil : 80 %, Fungisida sistemik, berbentuk tepung yang dapat disuspensikan untuk jenis tanaman :
a.
Lada :Penyakit busuk pangkal batang Phytophthora
palmivora;
Penyemprotan volume tinggi :1 – 2 g/l
Penyemprotan volume tinggi :1 – 2 g/l
b.
Nenas : Penyakit busuk hati dan busuk akar Phytophthora
cinnamomi
Penyemprotan volume tinggi :1,5 – 3 kg/ha
Penyemprotan volume tinggi :1,5 – 3 kg/ha
3. Orthocide 50 WP
Nama dagang : Orthocide 50 WP
Bahan aktif : kaptan 50 %
Volume : 200 gram
Jenis pestisida : Fungisida
Tanaman : Bawang merah (Aliternaria Sp).
Dosis: 10 – 20 g/l
Nama dagang : Orthocide 50 WP
Bahan aktif : kaptan 50 %
Volume : 200 gram
Jenis pestisida : Fungisida
Tanaman : Bawang merah (Aliternaria Sp).
Dosis: 10 – 20 g/l
Waktu
: 7-10 hari setelah penanaman
Aplikasi : disemprotkan
Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
Aplikasi : disemprotkan
Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
4.
Anvil
50 SC
Fungisida sistemik berbentuk suspensi, berwarna putih kecoklat-coklatan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman apel, bawang merah, bawang putih, cabai, jambu mete, kacang tanah, karet, kedelai kopi, padi, pisang, semangka dan tomat.
Bahan Aktif : heksakonazol 50g/l
Aplikasi : Penyiraman pada akar/ leher akar dengan selang waktu 6 bulan.
Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
Fungisida sistemik berbentuk suspensi, berwarna putih kecoklat-coklatan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman apel, bawang merah, bawang putih, cabai, jambu mete, kacang tanah, karet, kedelai kopi, padi, pisang, semangka dan tomat.
Bahan Aktif : heksakonazol 50g/l
Aplikasi : Penyiraman pada akar/ leher akar dengan selang waktu 6 bulan.
Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
5.
Antacol 70 WP
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Propineb 70%
Ukuran Kemasan : 250g, 500g, 1kg
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Propineb 70%
Ukuran Kemasan : 250g, 500g, 1kg
Antracol adalah fungisida yang memiliki kerja cepat dan telah diproduksi
serta dipasarkan di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Antracol sangat cocok
untuk mengontrol Phytophthora dan Alternaria untuk sayur-sayuran. Antracol
adalah kegiatan residu yang sangat baik.
Hasil yang baik telah dicapai oleh Antracol diantaranya adalah untuk
mengatasi penyakit leaf spot pada sayuran. Antracol dapat ditoleransi dengan
baik oleh tanaman dalam konsentrasi tertentu. Tidak ada bahaya terbentuknya
resistensi (multi-site) / dapat berguna dalam program anti-resistance untuk
jenis patogen yang berbeda (downy mildew, Alternaria, scab dll).
6.
Aliette 60 WP
Informasi Produk
Aliette fungisida merek ® memberikan benar, perlindungan dua arah sistemik terhadap Phytophthora, penyakit bulai dan penyakitlainnya. Dengan beberapa mode aksi, Aliette serangan patogenpada tahap pertumbuhan ganda untuk pengendalian penyakit lebih baik secara keseluruhan. Dan tindakan yang unik ganda tidak hanya serangan dan jamur kontrol pada kontak, tetapi jugamerangsang mekanisme sendiri pabrik pertahanan.
Terdaftar Tanaman : Sayuran berdaun, Buah Batu, POME Buah, Pohon Kacang, Jeruk, Berbuah Sayuran.
Informasi Produk
Aliette fungisida merek ® memberikan benar, perlindungan dua arah sistemik terhadap Phytophthora, penyakit bulai dan penyakitlainnya. Dengan beberapa mode aksi, Aliette serangan patogenpada tahap pertumbuhan ganda untuk pengendalian penyakit lebih baik secara keseluruhan. Dan tindakan yang unik ganda tidak hanya serangan dan jamur kontrol pada kontak, tetapi jugamerangsang mekanisme sendiri pabrik pertahanan.
Terdaftar Tanaman : Sayuran berdaun, Buah Batu, POME Buah, Pohon Kacang, Jeruk, Berbuah Sayuran.
7.
Delsene MX-200
Nama dagang : Delsene MX-200
Nama bahan aktif : karbendazim dan mankozeb
Volume : 100 gram
Jenis pestisida : Fungisisda
Tanda bahaya : Bahan iritasi
Tanaman Penyakit Dosis Konsentrasi
Kacang tanah Corcospora 1.0-2.0 gr/lt Gr/10 lt air
Aplikasi : dengan penyemprotan
Penyimpanan : ditempat yang aman
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih.
Nama dagang : Delsene MX-200
Nama bahan aktif : karbendazim dan mankozeb
Volume : 100 gram
Jenis pestisida : Fungisisda
Tanda bahaya : Bahan iritasi
Tanaman Penyakit Dosis Konsentrasi
Kacang tanah Corcospora 1.0-2.0 gr/lt Gr/10 lt air
Aplikasi : dengan penyemprotan
Penyimpanan : ditempat yang aman
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih.
8.
Ridomil 35 SD
Nama dagang: Ridomil 35 SD
Bahan aktif : Metaloksil 35 %
Volume : 20x5 gram
Jenis Pestisida: Fungisida
Tanda bahaya : tidak ada
Tanaman Penyakit Dosis
Jagung Bulai ( sclerospora maydis) 5 gram dilarutkan dengan 7.5 ml air
Aplikasi : prantanam dengan merendam benih
Penyimpanan : disimpan ditempat yang aman
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
Nama dagang: Ridomil 35 SD
Bahan aktif : Metaloksil 35 %
Volume : 20x5 gram
Jenis Pestisida: Fungisida
Tanda bahaya : tidak ada
Tanaman Penyakit Dosis
Jagung Bulai ( sclerospora maydis) 5 gram dilarutkan dengan 7.5 ml air
Aplikasi : prantanam dengan merendam benih
Penyimpanan : disimpan ditempat yang aman
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
9. Cupravit OB 21
Grup : Fungisida
Bahan Aktif : Copper oxychloride 50%
Ukuran Kemasan : 1 kg
Fungisida kontak berspektrum luas dan dapat mengontrol berbagai penyakit tanaman. Harus dipergunakan dengan cara penyemprotan di awal pertumbuhan sebagai perlindungan sebelum penyakit menyerang daun atau buah. Penyemprotan harus diulang untuk menghindari terjadinya. pengulangan infeksi dan menyebarnya penyakit dan untuk melindungi daun muda serta pucuk baru.
Rekomendasi:
Tanaman Masalah Dosis Aplikasi
Cokelat
Phytophthora palmivora 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 7 hari.
Grup : Fungisida
Bahan Aktif : Copper oxychloride 50%
Ukuran Kemasan : 1 kg
Fungisida kontak berspektrum luas dan dapat mengontrol berbagai penyakit tanaman. Harus dipergunakan dengan cara penyemprotan di awal pertumbuhan sebagai perlindungan sebelum penyakit menyerang daun atau buah. Penyemprotan harus diulang untuk menghindari terjadinya. pengulangan infeksi dan menyebarnya penyakit dan untuk melindungi daun muda serta pucuk baru.
Rekomendasi:
Tanaman Masalah Dosis Aplikasi
Cokelat
Phytophthora palmivora 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 7 hari.
10. Agrifos 400 AS
Agrifos 400 AL atau yang lebih dikenal dahulu dengan nama Agrifos 400 AS adalah fungisida sistemik berbentuk larutan dalam air berwarna bisu muda untuk mengendalikan penyakit pada tanaman anggur, kentang, tomat, nanas, kelapa, dan tembakau di pembibitan.
Petunjuk penggunaan :
1 Kentang, penyakit busuk daun. dosis 2-4ml/ l
2. Tomat, penyakit busuk daun. dosis 1-2ml/ l
Cara dan waktu aplikasi :
Penyemprotan volume tinggi jika ditemukan 1 atau lebih bercak aktif per 10 tanaman pada cuaca berkabut atau kelembaban udara tinggi.
3. Nenas, penyakit busuk hati. dosis 0, 75 - 1, 5 ml/ l.
4. Kelapa, penyakit busuk pucuk gugur buah. dosis 20 - 40 ml/ pohon
cara dan waktu aplikasi :
Penyemprotan colume tinggi, bila terlihat gejala serangan diulangi 1 minggu sekali.infus akar / infus batang.
5. Tembakau di pembibitan, rebah batang. dosis 0, 75 - 1, 5 ml/ l
cara dan waktu aplikasi :
penyemprotan volume tinggi 1 hari sebelum tebar benih, diulangi 1 minggu sekali.
Agrifos 400 AL atau yang lebih dikenal dahulu dengan nama Agrifos 400 AS adalah fungisida sistemik berbentuk larutan dalam air berwarna bisu muda untuk mengendalikan penyakit pada tanaman anggur, kentang, tomat, nanas, kelapa, dan tembakau di pembibitan.
Petunjuk penggunaan :
1 Kentang, penyakit busuk daun. dosis 2-4ml/ l
2. Tomat, penyakit busuk daun. dosis 1-2ml/ l
Cara dan waktu aplikasi :
Penyemprotan volume tinggi jika ditemukan 1 atau lebih bercak aktif per 10 tanaman pada cuaca berkabut atau kelembaban udara tinggi.
3. Nenas, penyakit busuk hati. dosis 0, 75 - 1, 5 ml/ l.
4. Kelapa, penyakit busuk pucuk gugur buah. dosis 20 - 40 ml/ pohon
cara dan waktu aplikasi :
Penyemprotan colume tinggi, bila terlihat gejala serangan diulangi 1 minggu sekali.infus akar / infus batang.
5. Tembakau di pembibitan, rebah batang. dosis 0, 75 - 1, 5 ml/ l
cara dan waktu aplikasi :
penyemprotan volume tinggi 1 hari sebelum tebar benih, diulangi 1 minggu sekali.
11. LEBAYCID 550 ES
Trips adalah hama pada tanaman apel.
Ciri: berukuran kecil dengan panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuningkuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat dan bila tersentuh akan segera terbang menghindar.
Ciri: berukuran kecil dengan panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuningkuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat dan bila tersentuh akan segera terbang menghindar.
Gejala:
(1) menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih
sangat muda;
(2) pada daun terlihat berbintikbintik putih, kedua
sisi daun menggulung ke atas dan pertumbuhan tidak normal;
(3) daun pada ujung tunas mengering dan gugur.
(4) pada daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat
abu-abu.
Pengendalian: (1) secara mekanis dengan membuang
telur-telur pada daun dan menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidk
terlalu rapat; (2) penyemprotan dengan insektisida seperti Lebaycid 550 EC.
terlalu rapat; (2) penyemprotan dengan insektisida seperti Lebaycid 550 EC.
V. KESIMPULAN
Setelah dilakukan praktikum tentang pengenalan fungisida, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pestisida adalah
zat kimia yang digunakan untuk membunull atau mengendalikan berbagai hama dalam
arti luas (jasad pengganggu).
2. Fungisida adalah
zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan cendawan (fungi).
3. Insektisida adalah
pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik,
wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di
rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut.
4. Setelah dilakunan
pengenalan fungisida ternyata setiap jenis fungisida memiliki jenis yang
berbeda, baik cara penggunaan,dosis, kegunaanna untuk tanaman, serta cara
penggunaan.
5. Setiap jenis
fungisida ada juga yang kegunaannya sama, baik cara pemakainan maupun
pembrantasan bagi penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, George W. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan
Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hartono.Label fungisida.2011. http://ekmon-saurus.blogspot.com/2010/12/Label fungisida. diakses 26
November 2011, 14.00 WIB
Mujim, Subli. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan
( Buku Ajar ). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Pracaya. 2005. Hama dan Penyakit Tanaman..
Bogor: Penebar Swadaya.
Semangun, Haryono. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan.
Gadjah
Mada Univesity Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
PENGENALAN FUNGISIDA
( Laporan Praktikum Ilmu Pentakit Tumbuhan)
Oleh
Kelompok
6
Mutoharoh
1014121136
1014121136
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum :
Pengenalan Fungisida
Tanggal Praktikum :
24 November 2011
Tempat Praktikum :
Laboratorium HPT
Nama :
Mutoharoh
NPM : 1014121136
NPM : 1014121136
Jurusan :
Agroekoteknologi
Fakultas :
Pertanian
Mengetahui,
Asisten II Asisten I
Rara Ayu Sekar Sari Edi
Sarwono
0814013054 0814013012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan berkaitan dengan cara-cara produksi organik atau non organik hanya
apabila pangan tersebut berasal dari sebuah sistem pertanian organik yang
menerapkan praktek-praktek manajemen yang bertujuan untuk memelihara ekosistem
untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan, dan melakukan pengendalian
gulma, hama dan penyakit, melalui berbagai cara seperti daur ulang residu
tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman, manajemen pengairan,
pengolahan lahan dan penanaman serta penggunaan bahan-bahan hayati. Kesuburan
tanah dijaga dan ditingkatkan melalui suatu sistem yang mengoptimalkan
aktivitas biologis tanah dan keadaan fisik dan mineral tanah yang bertujuan
untuk menyediakan suplai nutrisi yang seimbang bagi kehidupan tumbuhan dan
ternak serta untuk menjaga sumberdaya tanah. Produksi harus berkesinambungan
dengan menempatkan daur ulang nutrisi tumbuhan sebagai bagian penting dari
strategi penyuburan tanah.
Manajemen hama dan penyakit dilakukan dengan merangsang adanya hubungan
seimbang antara inang/predator, peningkatan populasi serangga yang
menguntungkan, pengendalian biologis dan kultural serta pembuangan secara
mekanis hama maupun bagian tumbuhan yang terinfeksi. Dasar budidaya ternak
secara organik adalah pengembangan hubungan secara harmonis antara lahan,
tumbuhan dan ternak, serta penghargaan terhadap kebutuhan fisiologis dan
kebiasaan hidup ternak. Hal ini dipenuhi melalui kombinasi antara penyediaan
pakan yang ditumbuhkan secara organik yang berkualitas baik, kepadatan populasi
ternak yang cukup, sistem budidaya ternak yang sesuai dengan tuntutan kebiasaan
hidupnya, serta cara-cara pengelolaan ternak yang dapat mengurangi stress dan
berupaya mendorong kesejahteraan serta kesehatan ternak, pencegahan penyakit
dan menghindari penggunaan obat hewan kolompok sediaan farmasetika jenis
kemoterapetika (termasuk antibiotika).
Pestisida atau bahan pembasmi serangga dan penyskit kini digunakan secara luas oleh masyarakat petani. Pestisida, selain merupakan alat pembasmi serangga, juga merupakan racun yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Karena itu perlu ditangani dengan baik dan hati-hati. Pestisida yang biasa kita dapat di pasar adalah dalam bentuk cair, tepung atau butiran. Ketiganya sama berbahayanya bagi kesehatan. Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, pernapasan, mulut, dan mata.
Pestisida atau bahan pembasmi serangga dan penyskit kini digunakan secara luas oleh masyarakat petani. Pestisida, selain merupakan alat pembasmi serangga, juga merupakan racun yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Karena itu perlu ditangani dengan baik dan hati-hati. Pestisida yang biasa kita dapat di pasar adalah dalam bentuk cair, tepung atau butiran. Ketiganya sama berbahayanya bagi kesehatan. Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, pernapasan, mulut, dan mata.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui junis – jenis fungisida
dan mengetahui kegunaan bagi tanaman serta dosisnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pestisida
adalah zat kimia yang digunakan untuk membunull atau mengendalikan berbagai hama
dalam arti luas (jasad pengganggu). Kata
pestisida berasal dati kata pest yang berarti hama (jasad pengganggu)
dan cida yang berarti membunub. Jadi pestisida adalall bahan-baban kimia
yang digunakan untuk mengeudalikan populasi jasad hidup yang merugikan manusia,
tumbuban, dan ternak (Hartono.Label fungisida.2011).
Macam-macam pestisida antara lain insektisida (pembunub
serangga), fungisida (pembunuh cendawan), herbisida (pembunuh gulma), larvasida
(pembunuh larva), rodentisida (pembunuh binatang pengerat), dan avisida
(pembunuh burung). Empat golongan insektisida yang banyak digunakan menurut
rmnus bangunnya adalah hidrokarbon berklor, organofosfal, karbarnat, dan piretroid.
Sementara itn, golongan fungisida yang sering digunakan menurut rmnns bangunnya
antara lain organosu\fur, benzimidazol, pirimidin, tiofanal, oksatin dan
dinitrofenol (Agrios, George W. 1996).
Insektisida Organofosfat Insektisida yang paling banyak
beredar di pasaran tennasuk dalam golongan organofosfat. Beberapa contoh
insektisida golongan ini adalah diazinon, dimetoal, fenitrotion, dan
klorpirifos. Insektisida ini memiliki toksisitas sedang terhadap marnalia,
tetapi dapat meracuni pemakainya melalui mulul, kulit ataupun pernafasan
(Mujim, Subli. 2007).
Senyawa dati golongan ini menghambat enzim
asetilkolinesterase yang berfungsi menghidrolisis asetilkolin pada sinapsis
sistem syaraf. Apabila asetikolin telah terhidrolisis, impuls syaraf tidak timbul
secara terns menerns dan sel syaraf siap
menerima rambu berikutnya (Semangun, Haryono. 1996).
Sifat ini
demikian khas hingga Matsumura (1985) mengatakan bahwa senyawa organofosfat
yang tidak memiliki kemarnpuan menghambat asetilkolinesterase tidak dapat
disebut senyawa organofosfat sejati. Keracunan akibat senyawa organofosfat akan
menyebabkan otot -otot menjadi kejang dan penderita akan menggelepar-gelepar.
Gejala-gejala lairmya dati keracunan senyawa ini adalah pellingpelling,
gemetar, penglihatan menjadi kabur, mual, lemah, kejang, diare, dan sakit dada.
Tanda-tanda lainya ialah berkeringal, mata berair, air liur (Pracaya. 2005).
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah fungisida ALITTE 80 WP, ROVRAL 50 WP, RIDOMI 35 SD, ANVIL
50 SC, ORTHOCIDE 50 WP, ANTRACOL 70 WP, CUPRAVIT OB 21, DELSENE MX 200, dan
insektisida LEBAYCID 550 EC.
B. Cara Kerja
Cara kerja dadi praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Fungisida dicata
selengkap – lengkapnya dengan menggunakan alat tulis.
3. Fungisida yang
dicatat yaitu nama fungisisda, bahan aktif, dosis penggunaan, tanaman yang
diberi fungisisda terta penyakit.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data
Pengamatan
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Nama : ALIETTE 50 WP
Jenis : Fungisida Sistemik
Bahan Aktif : Aluminium Fosfit 80%
Tanaman : Lada
Penyakit : Phytopthora Palmivora
Dosis : 4 gr Aliette 80 wp/liter
Waktu
penyemprotan : Semprotkan pada daun dan ulangi 1 bulan sekali.
|
2
|
|
Nama : ROVRAL 50 WP
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Iprodion 50 %
Tanaman : Kentang
Penyakit : phytopthora
Infestan
Dosis : 1 – 2 kg/ha
Waktu penyemprotan : Dua minggu setelah tanam, diulang
selang waktu 7 hari.
|
3
|
|
Nama : ANVIL 50 SC
Jenis : Fungisida Sistemik
Bahan Aktif : Heksakonazol 50 g/l
Tanaman : kopi
Penyakit : Karat Daun
Dosis : 1 – 2 ml/ L air
Waktu penyemprotan :
disemprotkan pada daun, dan selang waktu 7 – 10 hari.
|
4
|
|
Nama : OTRHOCIDE 50 WP
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Kaptan 50 %
Tanaman : Bawang merah
Penyakit : Aliternaria Sp.
Dosis : 10 – 20 g/l
Waktu penyemprotan : penyemprotan diulangi selama 7
– 10 hari.
|
5
|
|
Nama : LEBAYCID 550 ES
Jenis : Insektisida
Bahan Aktif : Fention 500 g/l
Tanaman : Kacang Tanah
Penyakit : Plusia
Chalcites ( Perusak Daun)
Dosis : 1 ml/l
Waktu penyemprotan : bila ditemukan, intensitas
serangan rata- rata ≥ 12,5 %
|
6
|
|
Nama : ALIETTE 60 WP
Jenis : Fungisida Sistemik
Bahan Aktif : Aluminium Fosfit 60 g/l
Tanaman : Kelapa
Penyakit : Phytopthora
Palmivora
Dosis : 40 – 80 ml/pohon
Waktu penyemprotan : Infus melalui akar pada awal musim
hujan, diulang 6 bulan sekali
|
7
|
|
Nama : ANTRACOL 70 WP
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Propineb 70%
Tanaman : Cabai Merah
Penyakit : Bercak Daun (
Cercospora Sp )
Dosis : 2 – 4 g/l ( 500 – 1000 l/ha )
Waktu penyemprotan : Bila timbul gejala interval 7
hari.
|
8
|
|
Nama : RIDOMIL 35 SD
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Metaloksil 35 %
Tanaman : Jagung
Penyakit : Sclerospora
Maydis
Dosis : 5 g dilarutkan 7,5
ml/g benih jagung
Cara : Dicampurkan lalu
dikering anginkan.
|
9
|
|
Nama : CUPRAVIT OB 21
Jenis ; Fungisida
Bahan Aktif : Tembaga Oksiklorida 50 %
Tanaman : Cabai Merah
Penyakit : Colletotricum Sp
Dosis : 1 – 2 g/l
Waktu
penyemprotan : Bila ada serangan interval 1 minggu.
|
10
|
|
Nama : DELSENE MX 200
Jenis : Fungisida Sistemik
Bahan Aktif : Karbendazim 6,2 %
Tanaman : Kacang Tanah
Penyakit : Bercak Daun (
Cercospora Sp )
Dosis : 400 – 800 l/ha
Waktu penyemprotan : Pada
umur 40, 50, 60, 70 dan 80 setelah tanam.
|
11
|
|
Nama : AGRIFOS 400 AS
Jenis : Fungisida Sistemik
Bahan Aktif : Asam Fosfit 400 g/l
Tanaman : Kentang
Penyakit : Busuk Daun
Dosis : 2-4 ml/ l
Waktu
penyemprotan : Penyemprotan volume tinggi jika ditemukan 1 atau lebih bercak
aktif per 10 tanaman pada cuaca berkabut atau kelembaban udara tinggi.
|
B. Pembahasan
Pestisida
adalah zat kimia yang digunakan untuk membunull atau mengendalikan berbagai hama
dalam arti luas (jasad pengganggu). Kata
pestisida berasal dati kata pest yang berarti hama (jasad pengganggu)
dan cida yang berarti membunub. Jadi pestisida adalall bahan-baban kimia
yang digunakan untuk mengeudalikan populasi jasad hidup yang merugikan manusia,
tumbuban, dan ternak.
Fungisida adalah zat kimia yang
digunakan untuk mengendalikan cendawan (fungi). Fungisida umumnya dibagi
menurut cara kerjanya di dalam tubuh tanaman sasaran yang diaplikasi, yakni
fungisida nonsistemik, sistemik, dan sistemik local. Pada fungisida, terutama
fungisida sistemik dan non sistemik, pembagian ini erat hubungannya dengan
sifat dan aktifitas fungisida terhadap jasad sasarannya. Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk
memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida
juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang,
seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh : basudin, basminon,
tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon,dll.
Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/ cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.
Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/ cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.
Pada praktikum ini
yaitu tentang pengenalan fungisida. Setelah dilaksanakan praktikum ini
diperoleh penjelasan tentang jenis fungisida. Berikut
ini keterangan mengenai beberapa jenis fungisida:
1.
Rovral®
50 WP
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : iprodion 50%
Ukuran Kemasan : 100 g
Rovral adalah fungisida pelindung yang mengandung iprodion sebagai bahan aktif. Sangay efektif untuk melawan jenis jamur yang tahan dengan benzimidazole. Rovral diaplikasikan sebelum penyakit menyerang, namun bisa juga dipergunakan untuk desinfektan pada bibit. Rovral juga telah memperlihatkan hasil terbatas dengan cara kerja sistematis menemukan sumber masalah di tanah berumput dan tanaman lain. Iprodione berfungsi dengan baik ketika diaplikasikan sebagai fungisida untuk pencegahan namun dalam beberapa kasus dapat juga dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sudah terjadi dengan proses yang sistematis.
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : iprodion 50%
Ukuran Kemasan : 100 g
Rovral adalah fungisida pelindung yang mengandung iprodion sebagai bahan aktif. Sangay efektif untuk melawan jenis jamur yang tahan dengan benzimidazole. Rovral diaplikasikan sebelum penyakit menyerang, namun bisa juga dipergunakan untuk desinfektan pada bibit. Rovral juga telah memperlihatkan hasil terbatas dengan cara kerja sistematis menemukan sumber masalah di tanah berumput dan tanaman lain. Iprodione berfungsi dengan baik ketika diaplikasikan sebagai fungisida untuk pencegahan namun dalam beberapa kasus dapat juga dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sudah terjadi dengan proses yang sistematis.
2.
Alliete 80 WP
Aluminium fosetil : 80 %, Fungisida sistemik, berbentuk tepung yang dapat disuspensikan untuk jenis tanaman :
Aluminium fosetil : 80 %, Fungisida sistemik, berbentuk tepung yang dapat disuspensikan untuk jenis tanaman :
a.
Lada :Penyakit busuk pangkal batang Phytophthora
palmivora;
Penyemprotan volume tinggi :1 – 2 g/l
Penyemprotan volume tinggi :1 – 2 g/l
b.
Nenas : Penyakit busuk hati dan busuk akar Phytophthora
cinnamomi
Penyemprotan volume tinggi :1,5 – 3 kg/ha
Penyemprotan volume tinggi :1,5 – 3 kg/ha
3. Orthocide 50 WP
Nama dagang : Orthocide 50 WP
Bahan aktif : kaptan 50 %
Volume : 200 gram
Jenis pestisida : Fungisida
Tanaman : Bawang merah (Aliternaria Sp).
Dosis: 10 – 20 g/l
Nama dagang : Orthocide 50 WP
Bahan aktif : kaptan 50 %
Volume : 200 gram
Jenis pestisida : Fungisida
Tanaman : Bawang merah (Aliternaria Sp).
Dosis: 10 – 20 g/l
Waktu
: 7-10 hari setelah penanaman
Aplikasi : disemprotkan
Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
Aplikasi : disemprotkan
Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
4.
Anvil
50 SC
Fungisida sistemik berbentuk suspensi, berwarna putih kecoklat-coklatan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman apel, bawang merah, bawang putih, cabai, jambu mete, kacang tanah, karet, kedelai kopi, padi, pisang, semangka dan tomat.
Bahan Aktif : heksakonazol 50g/l
Aplikasi : Penyiraman pada akar/ leher akar dengan selang waktu 6 bulan.
Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
Fungisida sistemik berbentuk suspensi, berwarna putih kecoklat-coklatan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman apel, bawang merah, bawang putih, cabai, jambu mete, kacang tanah, karet, kedelai kopi, padi, pisang, semangka dan tomat.
Bahan Aktif : heksakonazol 50g/l
Aplikasi : Penyiraman pada akar/ leher akar dengan selang waktu 6 bulan.
Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
5.
Antacol 70 WP
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Propineb 70%
Ukuran Kemasan : 250g, 500g, 1kg
Jenis : Fungisida
Bahan Aktif : Propineb 70%
Ukuran Kemasan : 250g, 500g, 1kg
Antracol adalah fungisida yang memiliki kerja cepat dan telah diproduksi
serta dipasarkan di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Antracol sangat cocok
untuk mengontrol Phytophthora dan Alternaria untuk sayur-sayuran. Antracol
adalah kegiatan residu yang sangat baik.
Hasil yang baik telah dicapai oleh Antracol diantaranya adalah untuk
mengatasi penyakit leaf spot pada sayuran. Antracol dapat ditoleransi dengan
baik oleh tanaman dalam konsentrasi tertentu. Tidak ada bahaya terbentuknya
resistensi (multi-site) / dapat berguna dalam program anti-resistance untuk
jenis patogen yang berbeda (downy mildew, Alternaria, scab dll).
6.
Aliette 60 WP
Informasi Produk
Aliette fungisida merek ® memberikan benar, perlindungan dua arah sistemik terhadap Phytophthora, penyakit bulai dan penyakitlainnya. Dengan beberapa mode aksi, Aliette serangan patogenpada tahap pertumbuhan ganda untuk pengendalian penyakit lebih baik secara keseluruhan. Dan tindakan yang unik ganda tidak hanya serangan dan jamur kontrol pada kontak, tetapi jugamerangsang mekanisme sendiri pabrik pertahanan.
Terdaftar Tanaman : Sayuran berdaun, Buah Batu, POME Buah, Pohon Kacang, Jeruk, Berbuah Sayuran.
Informasi Produk
Aliette fungisida merek ® memberikan benar, perlindungan dua arah sistemik terhadap Phytophthora, penyakit bulai dan penyakitlainnya. Dengan beberapa mode aksi, Aliette serangan patogenpada tahap pertumbuhan ganda untuk pengendalian penyakit lebih baik secara keseluruhan. Dan tindakan yang unik ganda tidak hanya serangan dan jamur kontrol pada kontak, tetapi jugamerangsang mekanisme sendiri pabrik pertahanan.
Terdaftar Tanaman : Sayuran berdaun, Buah Batu, POME Buah, Pohon Kacang, Jeruk, Berbuah Sayuran.
7.
Delsene MX-200
Nama dagang : Delsene MX-200
Nama bahan aktif : karbendazim dan mankozeb
Volume : 100 gram
Jenis pestisida : Fungisisda
Tanda bahaya : Bahan iritasi
Tanaman Penyakit Dosis Konsentrasi
Kacang tanah Corcospora 1.0-2.0 gr/lt Gr/10 lt air
Aplikasi : dengan penyemprotan
Penyimpanan : ditempat yang aman
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih.
Nama dagang : Delsene MX-200
Nama bahan aktif : karbendazim dan mankozeb
Volume : 100 gram
Jenis pestisida : Fungisisda
Tanda bahaya : Bahan iritasi
Tanaman Penyakit Dosis Konsentrasi
Kacang tanah Corcospora 1.0-2.0 gr/lt Gr/10 lt air
Aplikasi : dengan penyemprotan
Penyimpanan : ditempat yang aman
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih.
8.
Ridomil 35 SD
Nama dagang: Ridomil 35 SD
Bahan aktif : Metaloksil 35 %
Volume : 20x5 gram
Jenis Pestisida: Fungisida
Tanda bahaya : tidak ada
Tanaman Penyakit Dosis
Jagung Bulai ( sclerospora maydis) 5 gram dilarutkan dengan 7.5 ml air
Aplikasi : prantanam dengan merendam benih
Penyimpanan : disimpan ditempat yang aman
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
Nama dagang: Ridomil 35 SD
Bahan aktif : Metaloksil 35 %
Volume : 20x5 gram
Jenis Pestisida: Fungisida
Tanda bahaya : tidak ada
Tanaman Penyakit Dosis
Jagung Bulai ( sclerospora maydis) 5 gram dilarutkan dengan 7.5 ml air
Aplikasi : prantanam dengan merendam benih
Penyimpanan : disimpan ditempat yang aman
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci tangan dengan air dan sabun.
9. Cupravit OB 21
Grup : Fungisida
Bahan Aktif : Copper oxychloride 50%
Ukuran Kemasan : 1 kg
Fungisida kontak berspektrum luas dan dapat mengontrol berbagai penyakit tanaman. Harus dipergunakan dengan cara penyemprotan di awal pertumbuhan sebagai perlindungan sebelum penyakit menyerang daun atau buah. Penyemprotan harus diulang untuk menghindari terjadinya. pengulangan infeksi dan menyebarnya penyakit dan untuk melindungi daun muda serta pucuk baru.
Rekomendasi:
Tanaman Masalah Dosis Aplikasi
Cokelat
Phytophthora palmivora 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 7 hari.
Grup : Fungisida
Bahan Aktif : Copper oxychloride 50%
Ukuran Kemasan : 1 kg
Fungisida kontak berspektrum luas dan dapat mengontrol berbagai penyakit tanaman. Harus dipergunakan dengan cara penyemprotan di awal pertumbuhan sebagai perlindungan sebelum penyakit menyerang daun atau buah. Penyemprotan harus diulang untuk menghindari terjadinya. pengulangan infeksi dan menyebarnya penyakit dan untuk melindungi daun muda serta pucuk baru.
Rekomendasi:
Tanaman Masalah Dosis Aplikasi
Cokelat
Phytophthora palmivora 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 7 hari.
10. Agrifos 400 AS
Agrifos 400 AL atau yang lebih dikenal dahulu dengan nama Agrifos 400 AS adalah fungisida sistemik berbentuk larutan dalam air berwarna bisu muda untuk mengendalikan penyakit pada tanaman anggur, kentang, tomat, nanas, kelapa, dan tembakau di pembibitan.
Petunjuk penggunaan :
1 Kentang, penyakit busuk daun. dosis 2-4ml/ l
2. Tomat, penyakit busuk daun. dosis 1-2ml/ l
Cara dan waktu aplikasi :
Penyemprotan volume tinggi jika ditemukan 1 atau lebih bercak aktif per 10 tanaman pada cuaca berkabut atau kelembaban udara tinggi.
3. Nenas, penyakit busuk hati. dosis 0, 75 - 1, 5 ml/ l.
4. Kelapa, penyakit busuk pucuk gugur buah. dosis 20 - 40 ml/ pohon
cara dan waktu aplikasi :
Penyemprotan colume tinggi, bila terlihat gejala serangan diulangi 1 minggu sekali.infus akar / infus batang.
5. Tembakau di pembibitan, rebah batang. dosis 0, 75 - 1, 5 ml/ l
cara dan waktu aplikasi :
penyemprotan volume tinggi 1 hari sebelum tebar benih, diulangi 1 minggu sekali.
Agrifos 400 AL atau yang lebih dikenal dahulu dengan nama Agrifos 400 AS adalah fungisida sistemik berbentuk larutan dalam air berwarna bisu muda untuk mengendalikan penyakit pada tanaman anggur, kentang, tomat, nanas, kelapa, dan tembakau di pembibitan.
Petunjuk penggunaan :
1 Kentang, penyakit busuk daun. dosis 2-4ml/ l
2. Tomat, penyakit busuk daun. dosis 1-2ml/ l
Cara dan waktu aplikasi :
Penyemprotan volume tinggi jika ditemukan 1 atau lebih bercak aktif per 10 tanaman pada cuaca berkabut atau kelembaban udara tinggi.
3. Nenas, penyakit busuk hati. dosis 0, 75 - 1, 5 ml/ l.
4. Kelapa, penyakit busuk pucuk gugur buah. dosis 20 - 40 ml/ pohon
cara dan waktu aplikasi :
Penyemprotan colume tinggi, bila terlihat gejala serangan diulangi 1 minggu sekali.infus akar / infus batang.
5. Tembakau di pembibitan, rebah batang. dosis 0, 75 - 1, 5 ml/ l
cara dan waktu aplikasi :
penyemprotan volume tinggi 1 hari sebelum tebar benih, diulangi 1 minggu sekali.
11. LEBAYCID 550 ES
Trips adalah hama pada tanaman apel.
Ciri: berukuran kecil dengan panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuningkuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat dan bila tersentuh akan segera terbang menghindar.
Ciri: berukuran kecil dengan panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuningkuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat dan bila tersentuh akan segera terbang menghindar.
Gejala:
(1) menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih
sangat muda;
(2) pada daun terlihat berbintikbintik putih, kedua
sisi daun menggulung ke atas dan pertumbuhan tidak normal;
(3) daun pada ujung tunas mengering dan gugur.
(4) pada daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat
abu-abu.
Pengendalian: (1) secara mekanis dengan membuang
telur-telur pada daun dan menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidk
terlalu rapat; (2) penyemprotan dengan insektisida seperti Lebaycid 550 EC.
terlalu rapat; (2) penyemprotan dengan insektisida seperti Lebaycid 550 EC.
V. KESIMPULAN
Setelah dilakukan praktikum tentang pengenalan fungisida, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pestisida adalah
zat kimia yang digunakan untuk membunull atau mengendalikan berbagai hama dalam
arti luas (jasad pengganggu).
2. Fungisida adalah
zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan cendawan (fungi).
3. Insektisida adalah
pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik,
wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di
rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut.
4. Setelah dilakunan
pengenalan fungisida ternyata setiap jenis fungisida memiliki jenis yang
berbeda, baik cara penggunaan,dosis, kegunaanna untuk tanaman, serta cara
penggunaan.
5. Setiap jenis
fungisida ada juga yang kegunaannya sama, baik cara pemakainan maupun
pembrantasan bagi penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, George W. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan
Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hartono.Label fungisida.2011. http://ekmon-saurus.blogspot.com/2010/12/Label fungisida. diakses 26
November 2011, 14.00 WIB
Mujim, Subli. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan
( Buku Ajar ). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Pracaya. 2005. Hama dan Penyakit Tanaman..
Bogor: Penebar Swadaya.
Semangun, Haryono. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan.
Gadjah
Mada Univesity Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Langganan:
Postingan (Atom)